Menu Utama
Entri Populer
Senin, 03 Oktober 2011
Pee Wee Gaskins : Stories From Their Philippines Days
Jakarta - Jika ini Jakarta, Indonesia, bukan tidak mungkin bahwa mayoritas penonton yang tersebar akan menanggapi band yang sedang tampil di atas panggung dengan raut muka sinis dan bahkan menerbangkan obyek-obyek tak teridentifikasi ke arah mereka. Tetapi ini Manila, Filipina, dan para Pinoy yang tersebar di hadapan panggung terlihat sangat menikmati apa yang dimainkan oleh unit pop punk asal Jakarta, Pee Wee Gaskins, di Amber Ultra Lounge, panggung utama festival musik tahunan Filipina, Sonic Boom Shock Wave. Pada 27 Agustus lalu festival ini merayakan ulang tahunnya yang ke-5 dengan mempersembahkan 30 band untuk dinikmati publik Manila dengan harga tiket masuk 500 peso (sekitar Rp 110 ribu).
Ya, vokalis dan gitaris Fauzan “Sansan”, gitaris Harry “Ayi” Pramahardhika, bassist Alditsa “Dochi” Sadega, keyboardist/synthesizer Reza “Omo” Satiri, dan drummer Renaldy “Aldy” Prasetya selaku para personel Pee Wee Gaskins dengan mudah telah membuat para penduduk lokal Filipina bertekuk lutut seakan-akan lagu dan aksi panggung mereka mengandung racikan yang didambakan setiap ahli ilmu pelet di Indonesia.
Pada penampilan mereka di Sonic Boom Shockwave, yang juga merupakan penampilan terakhir mereka di ibu kota Filipina, Pee Wee Gaskins tampil pada pukul 23.40 waktu setempat, yang berarti 22.40 waktu Indonesia bagian barat. Mereka tampil dengan jumlah penonton paling banyak jika dibandingkan dengan band-band lokal Filipina yang bermain sebelumnya di panggung yang sama. Dua panggung lain juga didirikan masing-masing di dalam sebuah bar bernama Craft Pub & Grill dan sebuah restoran Jepang kecil, Katsu Japanese Grill. Amber Ultra Lounge sendiri, seperti namanya, merupakan sebuah lounge yang biasanya digunakan oleh para clubbers untuk menikmati putaran musik dari para disc jockey yang bertugas. Malam itu adalah kali pertama lounge tersebut digunakan untuk sebuah pentas musik rock.
Sonic Boom Shockwave 2011 merupakan sebuah festival yang diadakan secara indoor di tiga titik sebuah area bernama Fort Entertainment Center di daerah St. Bonifacio Global City. Daerah ini disebut-sebut oleh penduduk lokal sebagai Singapura-nya Filipina. Jika ingin dibandingkan dengan sebuah daerah di Jakarta, maka St. Bonifacio Global City sedikit banyak menyerupai kompleks Sudirman Central Business District (SCBD) dikarenakan banyaknya gedung tinggi menjulang dengan arsitektur minimalis, area pejalan kaki luas, jalanan yang bersih dari serakan sampah, taman hijau menyejukkan, serta restoran dan toko mewah yang tersebar di sana-sini.
Merupakan pengalaman mengejutkan bagi Pee Wee Gaskins, yang bertandang ke Manila, Filipina, dengan jumlah tim delapan orang (lima personel band, satu road manager, satu personal manager yang bertugas menjadi kru selama di Filipina, dan satu sound engineer), saat pertama kali melayangkan pandangan ke St. Bonifacio Global City. Ketika pada hari pertama dan kedua disuguhkan dengan pemandangan yang tak jauh berbeda dengan daerah-daerah di Jakarta yang memang kurang terawat, St. Bonifacio Global City terlihat begitu menyegarkan karena kebersihannya yang luar biasa.
Saat tampil di Sonic Boom Shockwave, Pee Wee Gaskins membawakan total lima lagu yang terdiri dari dari “The Art of High School Breakups”, “You Throw the Party, We Get the Girls”, “Summer Thrill”, “Satir Sarkas”, dan “Dari Mata Sang Garuda”. Mereka berhasil menyedot perhatian para penduduk lokal untuk menyaksikan penampilan terseru dan paling atraktif, singkatnya terbaik, mereka selama menghirup udara Manila. Terbukti dari respon penonton yang rajin menepukkan kedua tangan mereka, baik di awal set, di setiap sela lagu, maupun di akhir set. Juga tidak sedikit penonton yang berjingkrak tak karuan di sepanjang set. Dan harus digarisbawahi, walau tidak banyak, terdapat beberapa orang turut menyanyikan lirik lagu “Satir Sarkas” dan “Dari Mata Sang Garuda”, yang tak lain dan tak bukan dibentuk dari bahasa Indonesia. Ini menandakan bahwa undangan yang diterima oleh pihak Pee Wee Gaskins untuk melakukan tur Manila bukanlah tanpa sebab. Bahkan, tersiar kabar bahwa beberapa lagu Pee Wee Gaskins yang berbahasa Inggris seringkali dibawakan ulang oleh beberapa band Filipina.
Ya, vokalis dan gitaris Fauzan “Sansan”, gitaris Harry “Ayi” Pramahardhika, bassist Alditsa “Dochi” Sadega, keyboardist/synthesizer Reza “Omo” Satiri, dan drummer Renaldy “Aldy” Prasetya selaku para personel Pee Wee Gaskins dengan mudah telah membuat para penduduk lokal Filipina bertekuk lutut seakan-akan lagu dan aksi panggung mereka mengandung racikan yang didambakan setiap ahli ilmu pelet di Indonesia.
Pada penampilan mereka di Sonic Boom Shockwave, yang juga merupakan penampilan terakhir mereka di ibu kota Filipina, Pee Wee Gaskins tampil pada pukul 23.40 waktu setempat, yang berarti 22.40 waktu Indonesia bagian barat. Mereka tampil dengan jumlah penonton paling banyak jika dibandingkan dengan band-band lokal Filipina yang bermain sebelumnya di panggung yang sama. Dua panggung lain juga didirikan masing-masing di dalam sebuah bar bernama Craft Pub & Grill dan sebuah restoran Jepang kecil, Katsu Japanese Grill. Amber Ultra Lounge sendiri, seperti namanya, merupakan sebuah lounge yang biasanya digunakan oleh para clubbers untuk menikmati putaran musik dari para disc jockey yang bertugas. Malam itu adalah kali pertama lounge tersebut digunakan untuk sebuah pentas musik rock.
Sonic Boom Shockwave 2011 merupakan sebuah festival yang diadakan secara indoor di tiga titik sebuah area bernama Fort Entertainment Center di daerah St. Bonifacio Global City. Daerah ini disebut-sebut oleh penduduk lokal sebagai Singapura-nya Filipina. Jika ingin dibandingkan dengan sebuah daerah di Jakarta, maka St. Bonifacio Global City sedikit banyak menyerupai kompleks Sudirman Central Business District (SCBD) dikarenakan banyaknya gedung tinggi menjulang dengan arsitektur minimalis, area pejalan kaki luas, jalanan yang bersih dari serakan sampah, taman hijau menyejukkan, serta restoran dan toko mewah yang tersebar di sana-sini.
Merupakan pengalaman mengejutkan bagi Pee Wee Gaskins, yang bertandang ke Manila, Filipina, dengan jumlah tim delapan orang (lima personel band, satu road manager, satu personal manager yang bertugas menjadi kru selama di Filipina, dan satu sound engineer), saat pertama kali melayangkan pandangan ke St. Bonifacio Global City. Ketika pada hari pertama dan kedua disuguhkan dengan pemandangan yang tak jauh berbeda dengan daerah-daerah di Jakarta yang memang kurang terawat, St. Bonifacio Global City terlihat begitu menyegarkan karena kebersihannya yang luar biasa.
Saat tampil di Sonic Boom Shockwave, Pee Wee Gaskins membawakan total lima lagu yang terdiri dari dari “The Art of High School Breakups”, “You Throw the Party, We Get the Girls”, “Summer Thrill”, “Satir Sarkas”, dan “Dari Mata Sang Garuda”. Mereka berhasil menyedot perhatian para penduduk lokal untuk menyaksikan penampilan terseru dan paling atraktif, singkatnya terbaik, mereka selama menghirup udara Manila. Terbukti dari respon penonton yang rajin menepukkan kedua tangan mereka, baik di awal set, di setiap sela lagu, maupun di akhir set. Juga tidak sedikit penonton yang berjingkrak tak karuan di sepanjang set. Dan harus digarisbawahi, walau tidak banyak, terdapat beberapa orang turut menyanyikan lirik lagu “Satir Sarkas” dan “Dari Mata Sang Garuda”, yang tak lain dan tak bukan dibentuk dari bahasa Indonesia. Ini menandakan bahwa undangan yang diterima oleh pihak Pee Wee Gaskins untuk melakukan tur Manila bukanlah tanpa sebab. Bahkan, tersiar kabar bahwa beberapa lagu Pee Wee Gaskins yang berbahasa Inggris seringkali dibawakan ulang oleh beberapa band Filipina.
Sumber : RollingStone Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar